NU dengan massa yg banyak dan sedang mendapat tempat di pemerintahan. Membuat banyak orang yg awalnya bukan NU tertarik untuk bergabung. Bahkan yg tidak pernah ikut tradisi NU pun ikut bergabung. Dengan tujuan pribadi masing masing. Apakah mereka itu benar benar bergabung ke NU karena tradisinya atau karena ambisi politik atau hal lain ? Cara tes sederhana nya adalah apakah mereka pernah ikut tahlilan tetangganya yg meninggal atau ikut istighosah ? Acaranya Berjam jam dan bisa hampir setiap hari. Pengalaman ikut tahlilan tetangga yg meninggal paling cepat 1 jam (tanpa makan). Paling lama 4 jam (dengan makan). Setiap hari dari hari pertama sampai ke 7. Belum selesai tahlilan yg ke 7. Ada lagi yg meninggal. Satu bulan pernah 15 x tahlilan. Kalau dimulai dari isya. Selesai jam 10 an. Setiap malam. Pernah juga ikut istighosah dari tingkat kecamatan kabupaten Sampai provinsi. Dari mulai acara sampai selesai 6 jam an. Selain itu ada juga yasinan setiap malam Jumat Kliwon. Dilanjutkan de
Semakin tinggi semakin sederhana Gerakan hidup sederhana perlu terus digaungkan. Bila kita terus menerus bangga dengan barang mewah, bermerek. Bila Kagum, hormat, salut, menjilat dengan orang yg pakai barang mewah. Jangan salahkan ada orang berusaha cari cara biar punya uang untuk beli barang mewah. Apapun caranya. Korupsi, menipu dll. Seseorang korupsi bukan ujug ujug korupsi. Mata rantainya panjang. Kita punya andil juga disini. Belajar dari kearifan lokal. Hukuman sosial, pantangan sosial, harga diri, kehormatan. Itu sangat kuat membentuk pribadi. Perlu digalakan lagi opini. Semakin kaya seseorang harus semakin sederhana. Semakin tinggi seseorang harus semakin sederhana. Semakin berilmu seseorang harus semakin sederhana. Hidup sederhana. Sesuai kemampuan. Ini yang diajarkan agama. Ini konsekuensi nya jadi kaya, jadi terkenal, jadi pejabat. Ajaran seperti ini pasti tidak laku. Sedikit yg mau. Wajar. Karena kita fitrahnya ingin kemewahan, kebesaran. Semua ingin. Saya, anda ingin. Apa